Oleh: Idi Bantara*)
Latar Belakang
Inovasi teknologi
pembibitan tanaman terus berkembang dari waktu ke waktu, selaras dengan
dinamika kebutuhan pengguna bibit dan variasi sasaran lokasi kegiatan penanaman. Inovasi yang sangat berkembang tersebut diantaranya adalah
teknologi perbanyakan bibit, teknologi
media tanam semai dan bibit, teknologi pemupukan organik dan unorganik,
teknologi sarana persemaian dan lainya.
Masing-masing teknologi berguna sesuai karakter masing-masing lokasi penanaman. Hal itu dikarenakan tidak semua teknologi tepat di semua lokasi, misalkan teknologi hidroponik akan berkembang cepat di daerah perkotaan, tetapi
sulit berkembang di daerah pedesaaan dan lainnya. Maka teknologi pembibitan
memiliki variasi inovasi yang sangat dinamis, ketepatan menganalisa kebutuhan sumber
daya alam dan karakter sosial tenaga kerja menjadi pertimbangan dalam
mengembangkanya.
Pergerakan inovasi dan
kreatifitas pembibitan tanaman di tanah air, awalnya banyak dilaksanakan oleh unit
teknis pemerintah. Namun
seiring perkembangan waktu,
banyak lembaga-lembaga swasta, masyarakat serta perseorangan telah mampu
dan banyak menghasilkan teknologi pembibitan dengan respon yang tinggi dari
penggunanya; bahkan inovasinya mampu menggerakan kewirausahaan yang
sangat pesat. Inovasi tersebut
diantaranya pembuatan bibit kultur
jaringan, jati okulasi, durian kaki tiga, sengon solomon, sarana persemaian,
perbenihan, investasi pohon dan lainnya. Dan ke depannya, teknologi pembibitan dipastikan akan selalu
berkembang di tanah air, termasuk pembibitan tanaman hutan.
Pembibitan tanaman hutan
berkembang di saat kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan digerakkan dalam rangka memperbaiki fungsi lingkungan di wilayah Daerah
Aliran Sungai (DAS). Kegitan tersebut
sejak pencanangan tahun 1981 oleh pemerintah, dikenal melalui
Program Penghijauan, dan terus dilaksanakan hingga sekarang seperti One Billion Indonesian Trees (OBIT) dan
kegiatan partisipasi masyarakat lainya.
Guna mendukung keberhasilan
kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan, maka kebutuhan bibit berkualitas sesuai jumlah dan waktunya sangatlah
diperlukan. Untuk maksud tersebut, pengetahuan dan inovasi teknologi pembibitan yang
tepat, praktis dan efisien sangat diperlukan; yaitu teknologi yang efisien, dapat menyesuaikan karakter biofisik, sosial, dan kebijakan
pemerintah, serta teknologi yang
mendorong tanaman tumbuh subur.
Salah satu teknologi multiguna
pembibitan tanaman hutan yang perlu dikenalkan adalah alat pembuatan media
praktis tanpa wadah/ kantong plastik. Alat tersebut dikenalkan dengan nama “Media Semai Cetak”, atau dipopulerkan dengan sebutan MSC.
Mengenal MSC
MSC adalah alat yang digunakan untuk pembuatan media tanam dalam bentuk cetakan. Tujuan awal teknologi
ini adalah untuk menjawab
permasalahan tenaga kerja lokal tanpa
ketrampilan, khususnya tenaga untuk pengelolaan Persemaian Permanen, Kebun Bibit Rakyat (KBR), dan
pembibitan di pedesaan lainya. MSC dengan mudah menghasilkan media semai atau
media bibit tanam, lebih praktis dan efisien. Alat ini juga terbukti telah
mampu membantu pengelola persemaian permanen, karena dengan alat MSC ini permasalahan pengelolaan
persemaian dalam tenaga kerja lokal menjadi teratasi. Sampai saat ini MSC telah digunakan
sebagai alat penting sistim produksi bibit di Balai Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai (BPDAS) Way Seputih Way Sekampung. Karena keunikan alat sederhana ini, banyak pihak yang datang untuk mempelajari, dan menggunakan alat ini untuk memproduksi bibit tanaman holtikultura.
Keunggulan dan Kelemahan Media Semai Cetak
Catatan Inovasi
1. Efektifitas - Secara empiris, dengan satu alat dapat mencetak media semai/ kecambah, juga untuk
bibit siap tanam lapangan, selain bibit tanaman hutan juga untuk bibit
holtikultura, dan pupuk tablet.
2. Efisiensi - Media ringan, 900 batang/m2, mampu membawa 6 -10
kali dibanding polybag.
3. Kepraktisan - Tanpa perlu proses belajar yang rumit. Bersifat tepat guna dan diprediksi menjadi
alternatif pembibitan dan penanaman RHL di Indonesia.
Cara Pemesanan
Bagi masyarakat yang berkeinginan mendapatkan alat
MSC tersebut, dapat menghubungi Idi Bantara, No HP 08121524180; Email: ini_persemaian@yahoo.co.id. Saat ini, untuk mendapatkan alat MSC tersebut,
pembeli perlu menyiapkan biaya sebesar Rp.3.000.000,- (tiga juta rupiah).
Catatan Direktur
Bina Perhutanan Sosial
*)Kepala Seksi Kelembagaan, BPDAS Way Seputih Way Sekampung
Kepada Bapak Direktur PS, trimakasih atas perhatiannya.
BalasHapus